Saya sangat yakin dan berkeyakinan bahwa dalam hal membangun komunitas yang lebih baik di mana semua orang dapat berkembang dalam semua aspek masyarakat, termasuk ekonomi, pendidikan, dan kesehatan, kita secara kolektif sudah cukup mengetahui dan memiliki sumber daya serta alat untuk mewujudkan hal tersebut. . Namun pertanyaannya, apakah kita punya kemauan?
Ya, sampai kita serius mengenai manfaat positif dari keberagaman, kesetaraan, dan inklusi dalam menciptakan landasan yang diperlukan untuk mewujudkan komunitas yang lebih baik, kita akan terus menyaksikan kesenjangan yang mencolok dalam aspek-aspek masyarakat yang membantu menyediakan keluarga yang lebih stabil. Sebaliknya, akan ada hambatan yang lebih besar terhadap lapangan kerja dan meningkatnya kesenjangan dalam pendapatan, pendidikan dan layanan kesehatan. Dan yang menyedihkan adalah, sebagian besar penderitaan manusia akibat hal-hal tersebut dapat dicegah.
Jadi, apa yang kita lakukan untuk memicu diskusi nyata dan percakapan yang sangat dibutuhkan mengenai membangun komunitas yang lebih baik di mana semua orang dapat berkembang dalam semua aspek masyarakat? Yang pasti, ada kebutuhan akan dialog komunitas seperti itu, namun agar kita bisa melakukan percakapan yang meresahkan itu, kita harus membicarakan dosa asal Amerika – menghadapi sejarah memalukan kita berupa perbudakan, rasisme, Jim Crow dan hal-hal yang menyertainya. mitos inferioritas kulit hitam.
Melakukan percakapan itu adalah salah satu tugas wajib yang telah tertunda cukup lama. Namun jangan lewatkan kesempatan lain untuk mencari solusi yang dapat menyatukan kita semua, bergerak maju dan melampaui batasan ras dan budaya yang memisahkan kita. Nelson Mandela-lah yang pernah menasihati, “Hal itu selalu mustahil sampai hal itu terlaksana.” Jadi, tidak ada kata terlambat untuk mendorong dialog dan menumbuhkan semangat rekonsiliasi dan penyembuhan dalam komunitas. Ingat saja, “solusinya harus sesuai dengan sumber masalahnya.” Dan sumber masalahnya “tidak berakar pada Kegelapan.”
Berurusan dengan isu-isu yang sangat sulit dan kompleks ini akan terus memberikan tekanan pada komunitas kita untuk mewujudkan cita-cita kita sebagai sebuah bangsa – hal-hal yang menjadikan kita “Amerika.” Mungkin saja, kita pada akhirnya akan sampai pada kesimpulan bahwa orang kulit hitam ingin menjadi bagian dari Amerika, mampu menjaga harga diri dan martabatnya, sekaligus membangun komunitas yang menghargai setiap orang secara setara. Sudah terlalu lama, orang kulit hitam Amerika dipandang “sebagai orang yang kurang dari orang Amerika dan tidak boleh lebih dari dirinya.”
Saat ini, lebih penting lagi bagi kita untuk menemukan cara untuk bekerja sama dalam membangun komunitas yang lebih baik di mana semua orang dapat berkembang dalam semua aspek masyarakat. Jika kita semua bekerja sama demi kebaikan bersama, maka tidak ada yang tidak bisa kita capai jika kita bekerja sama sebagai satu kesatuan. Mari kita semua terus berupaya menuju masyarakat yang lebih adil dan inklusif.
Bersama-sama kita berkembang!
Larry Sutton adalah pensiunan pendidik yang mengajar di Clinton High School.